Kalau kamu lagi liburan ke Yogyakarta, saya reverensikan tempat wisata yang satu ini. Dulu jaman saya kuliah di yogya sekitar taun ‘96 saya sendiri gak minat main ke sini. Selain karena kiriman bulanan ortu yang mepet, persepsi saya tentang tempat ini gak bikin saya tertarik. Persepsi saya waktu itu Taman Sari hanya bangunan kuno dan reruntuhan bangunan jadul. Tapi walau kondisi waktu itu belum dipugar, saya akui tempatnya lumayan eksotik untuk jadi lokasi pemotretan atau shooting. Akhirnya saya pun berkesempatan ke sana juga, itu pun karena ada tugas fotografi dari kampus.. :p
Nah sekarang tempat ini sudah di pugar, kita bukan cuma disuguhi
kompleks bangunan kuno dengan beragam kisah-kisah dibaliknya, tetapi kita jadi punya gambaran jelas bagaimana kondisi
Taman Sari Yogyakarta saat masih di pakai oleh Sri Sultan dan keluarga keraton
dimasa lampau. Asik kan?..
Kampung Cyber
Waktu saya berkunjung beberapa waktu lalu, saya melihat perbedaan yang sangat mencolok dari kondisi saat saya kunjungi pertamakalinya di tahun 90an. Kini masyarakat seputar taman sari bahu membahu dalam menjaga wilayahnya. Saat ini mereka sudah paham betul bahwa wilayah mereka menjadi tempat pariwisata yang menjadi magnet pariwisata sehingga ramai dikunjungi oleh masyarakat lokal Yogya dan luar Yogya maupun turis mancanegara. Dan dariwaktu ke waktu semakin banyak dari mereka yang pada akhirnya menggantungkan hidupnya dari pariwisata taman sari ini.
Kok jadi membahas kampung Cyber ya.. haha, gak papa ya. Karena saya exciting banget melihat perubahan besar disana.
Kampung Cyber
Waktu saya berkunjung beberapa waktu lalu, saya melihat perbedaan yang sangat mencolok dari kondisi saat saya kunjungi pertamakalinya di tahun 90an. Kini masyarakat seputar taman sari bahu membahu dalam menjaga wilayahnya. Saat ini mereka sudah paham betul bahwa wilayah mereka menjadi tempat pariwisata yang menjadi magnet pariwisata sehingga ramai dikunjungi oleh masyarakat lokal Yogya dan luar Yogya maupun turis mancanegara. Dan dariwaktu ke waktu semakin banyak dari mereka yang pada akhirnya menggantungkan hidupnya dari pariwisata taman sari ini.
Menjamurnya bisnis online di negeri ini membuat mereka juga
memanfaatkan teknologi online untuk menjual hasil karya mereka ke dunia luar. Itulah kenapa
daerah itu di sebut 'Kampung
Cyber'.
Di kampung ini mereka menjual merchandising, lukisan, garmen, kuliner sampai
kursus membatikpun ada disana. Nah kampung ini cukup menarik perhatian banyak
pihak untuk studi banding, riset dan bahkan ada orang yang datang dari pelosok
desa di Yogyakarta datang ke kampung ini untuk belajar internet dengan sepeda
ontel-nya. Karena bisnis online di daerah ini sudah lumayan hidup, kampung ini rupanya
juga sampai menarik
perhatian bos Facebook Mark Zuckerberg untuk
ngeliat langsung geliat jualan online kampung ini.. Keren yaa..
***
Kok jadi membahas kampung Cyber ya.. haha, gak papa ya. Karena saya exciting banget melihat perubahan besar disana.
Tiket Masuk Taman Sari Yogyakarta
Tiket masuk wisata Taman Sari hanya Rp 5.000,- / orang untuk turis lokal dan Rp 12.000,-/orang
untuk turis asing. Kalau kamu bawa kamera diluar kamera pada smartphone, kamu
di kenai cash lagi Rp 2.000,- murahkan. Kalo kamu nggak bayar untuk kamera,
saat jepret-jepret kamu bisa di tanyain petugas. Lagipula Cuma dua ribu kamu dapat
tiket khusus bisa jepret sana-sini gambar-gambar bagus di Taman Sari
Yogyakarta. Jaga baik-baik tiket kamu jangan sampai hilang, karena letak
kompleksnya terpisah maka saat kamu masuki situs bangunan lain akan ada petugas
jaga yang menanyakan tiket masuk tadi.
Kalau kamu bisa lebih jelas tentang banyak story di balik Taman Sari ini, kamu butuh guide. Ada dua jenis
guide disini. Guide resmi (memakai batik & nametag) dan Guide freelance. Silahkan
kamu bisa pakai guide jenis mana yang nyaman. Untuk fee-nya nggak ada standar
resmi alias seikhlasnya. Waktu itu saya kasih fee Rp 30.000,-
Sejarah Taman Sari Yogyakarta
Tempat wisata Taman Sari Yogyakarta ini berupa kompleks yang
terdiri dari empat bangunan, yaitu Danau
buatan, Pemandian Umbul Binangun, Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati.
Kompleks ini dibangun atas perintah Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan
Hamengku Buwono I pada tahun 1758 M paska perjanjian Gianti yang memecah
kerajaan Mataram menjadi dua (Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta). Yang
di tunjuk sebagai arsitek bernama Demang Tegis seorang arsitek berkebangsaan
Portugis dan
Bupati Madiun sebagai mandor untuk mengawasi jalannya pembangunan sebuah istana
di umbul yang berjarak sekitar 500 meter selatan keraton.
Dulu tempat ini sangat.. sangat terlarang untuk rakyat jelata :p. Karena tempat itu wilayah pribadi raja. Kalau ada yang "gak sengaja" masuk ke situ hukumannya mati. Tragis yak.. Ceritanya konon pernah ada seorang pemuda membawakan minum untuk raja yang saat itu sedang berada dalam kolam pemandian. Entah bagaimana kronologisnya, dikisahkan pemuda malang itu berhasil masuk sampai ke wilayah kolam pemandian. Keluarga raja langsung heboh dan raja memanggil penjaga. Setelah di interogasi, ternyata pemuda yang membawa minum itu kesasar dalam kompleks Taman Sari. Tetapi kesalahan tetap tidak termaafkan, dan pada akhirnya pemuda itu mendapat hukuman mati. Saya nggak mau spekulasi untuk kisah tentang pemuda malang itu. Bisa aja pemuda itu memang mata-mata yang mengantarkan minuman yang sudah di campur racun, atau pemuda yang penasaran tentang kisah-kisah keindahan pemandian keluarga raja. Entah lah..
Nah karena jamannya beda dan sekarang jadi sekarang tempat wisata Taman Sari Yogyakarta ini jadi tempat yang harus kamu kunjungi, karena kalo kamu di masa keemasannya kamu nggak bakalan bisa masuk dan berakhir seperti halnya pemuda yang malang itu. hihi..
Kompleks Taman Sari ini dipenuhi beberapa mata air dipergunakan sebagai tempat rekreasi dan
kolam pemandian atau disebut sebagai Pesanggrahan untuk Sultan Yogyakarta dan
keluarganya. Kolam pemandian di area ini
dibagi menjadi tiga yaitu Umbul Kawitan (kolam untuk putra-putri Raja), Umbul
Pamuncar (kolam untuk para selir), dan Umbul Panguras (kolam untuk Raja). Selain
itu, pembangunan Taman Sari juga sebagai perlambang kejayaan Raja Mataram
sekaligus benteng pertahanan terakhir bila keraton mendapat serangan dari musuh.
Taman Sari dimasanya sering disebut sebagai istana air (water
castle), karena selain memiliki nilai arsitektur yang tinggi, juga memiliki keunikan
pada lekukan bangunan dan air kolam untuk pemandian sultan dan keluarganya.
Tapi walaupun tempat pemandian, pengunjung enggak boleh nyemplung ya.. hehehe.
Dulunya Istana Air ini di kelilingi segaran atau danau buatan dengan wewangian dari bunga-bunga yang
ditanam pada pulau buatan disekitarnya, itulah kenapa kompleks itu bernama ‘Taman
Sari’. Kebayang nyamannya tempat ini dimasanya bisa ngusir penat para Sultan.
Kini danau-danau buatan itu sudah tidak bisa dinikmati, karena menjadi pemukiman
penduduk yang juga abdi dalem keraton Yogyakarta yang salah satu wilayahnya menjadi sebutan 'Kampung Cyber'
(bersambung ke bagian 2)
Sumber foto Mark : http://citizen6.liputan6.com/read/2118677/mark-zuckerberg-ke-kampung-cyber-jogja-ini-foto-fotonya
Sumber foto Mark : http://citizen6.liputan6.com/read/2118677/mark-zuckerberg-ke-kampung-cyber-jogja-ini-foto-fotonya
Komentar
Posting Komentar