Langsung ke konten utama

6 Dukungan Bagi Pebisnis Start Up


pixabay.com / RyanMcGuire
Kemarin beres-beres meja kerja, gak sengaja menemukan catetan saat pertama kalinya saya mengikuti seminar bisnis. Waktu itu kalo nggak salah taun 2007, saat itu saya jenuh dengan pekerjaan rutin, butuh tantangan baru dan butuh pemasukan sampingan. Maka saat ada kawan menginformasikan tentang seminar “Pejuang Wira Usaha” yang menjadi trainer pada acara itu mas Rosyid Aziz. Saat ini beliau fokus di developer properti syariah, saya ikutan daftar deh.


Ada satu pembahasan yang menarik buat saya saat di kelas  ‘Business Mastery’ yang masih saya inget banget tentang enam faktor pendukung bagi pebisnis startup. Yang bila dukungan enam faktor ini bisa dihadirkan dalam bisnis, maka bisnis startup kita InshaAllah bisa berjalan mulus, apalagi kalau kita bisa menjaga enam faktor pendukung ini dalam waktu lama, InshaAllah bisnis bisa langgeng berkelanjutan.

 Apa aja enam dukungan itu? Yuk kita bahas satu persatu..

1. Dukungan Keluarga.
Ini hal yang paling mendasar dari segalanya, pastikan saat kita ingin memulai bisnis, keluarga kita mendukung full 100%. Minimal keluarga terkecil kita. Untuk kamu yang udah nikah, pastikan pasangan dan anak-anak kita mendukung upaya kita berbisnis. Kalo kamu yang masih single, dukungannya bisa kamu minta ke orang tua, kakak atau adik. Komunikasikan dengan baik rencana-rencana kita kepada mereka.
Kenapa dukungan mereka penting untuk bisnis kita? Karena kalau mereka tidak mendukung, maka mereka hanya akan menjadi hambatan paling besar saat memulai bisnis! Kok bisa?. Saya kasih contoh ya.. misalnya, istri complain berat kenapa kamu sering pulang malam.. atau anak-anak kamu complain udah nggak ada waktu untuk main bersama.. atau kakak-adik kita yang sudah menaruh harapan besar dengan bisnis startup kita, sehingga mereka dikit-dikit minta traktiran atau lainnya.. Aduuh.. kalo yang begini sih cape deeh.. Namanya juga bisnis startup nggak rugi saja sudah bagus.. hehe.

2. Dukungan Mitra Bisnis
Setelah mendapat dukungan keluarga, dukungan yang kedua pastikan kita punya mitra bisnis yang memang kompeten dan bisa diajak untuk berkembang bersama. Mitra disini memiliki banyak arti. Kalau usaha kita modalnya patungan, maka para pemodal lainnya itu bisa dibilang mitra kita. Atau kalau kita pakai modal sendiri kemudian kita menggaji karyawan, nah.. karyawan disini bisa berarti mitra kita. Mungkin bisa lebih singkatnya mereka adalah Tim Bisnis kita.
Kebanyakan para pengusaha mengambil mitra mereka dari kalangan terdekat, seperti saudara, Kakak atau adik, sahabat karib atau teman lama. Meski demikian, nggak gampang lho memilih orang untuk jadi mitra usaha. Salah-salah bisa bikin bisnis start up kita hancur berkeping-keping, menyisakan kerugian dan berujung permusuhan dengan mantan mitra kita itu. Tapi banyak juga berujung langgeng, manis bahkan mereka jadi saudara besan, seperti bapak Jamil Azzaini dari KubikLeadership.
Kunci keberhasilan mereka menurut saya karena mereka memiliki komitmen yang sama, tujuan yang sama. Di tambah kesepakatan yang diikat dengan surat perjanjian. Jadi dengan terikat dengan surat perjanjian bila satu saat terjadi perselisihan, masing-masing pihak paham apa yang harus di lakukan, jadi nggak merasa menang sendiri.

3. Dukungan Suplier
Ceritanya, kita udah dapat dukungan dari keluarga dan dukungan penuh dari tim kita, maka dukungan ketiga adalah dukungan dari pihak yang mensuplay barang atau jasa yang kita jual.


Contoh sederhananya begini.. kalau kita menjualkan produksi dari orang lain. Pastikan mutu mereka tetap terjaga. Jangan pernah mengambil barang/jasa dari pihak yang mutunya kadang naik dan kadang turun.. wah enggak banget deh. Kalau kamu berencana bisnis dibidang kuliner, habis sudah. Walaupun kita dapat harga bagus, tapi percaya deh kalo kualitas naik turun begitu, bisnis kita nggak akan jalan bagus. Mutu supplier yang nggak stabil akan berdampak di bisnis kamu dan hasil akhirnya pembeli menjauh.
Saya pernah beberapa kali mengalami hal ini. Salah satunya waktu saya jualan kripik bawang di kantor. Istri saya punya teman yang bisa membuat kripik bawang yang enak. Rasanya dilidah pas, nggak berminyak, enggak berpengawet dan renyahnya pas. Bukan cuma rasanya enak tetapi tampilannya juga cantik. Kalau keripik bawang itu rata-rata berwarna kecoklatan, maka  keripik bawang buatan teman istri saya itu berwana putih pucat dengan irisan daun bawang yang masih terlihat jelas, gemesin deh pokoknya.
Teman istri saya ini kalo jualin kripiknya kiloan dengan minimum order 4 kilo kalau saya pemesan Cuma saya sendiri, tapi kalo keroyokan saya bisa beli Cuma 1 kilo. Dari situ saya terlintas untuk membungkus ulang dalam satuan yang lebih kecil. Dan dari 1 kilo bisa dipecah jadi 5 bungkus layak jual. Maka saya bawa keripik satu kilo ke kantor dan saya bagikan secara Cuma-cuma sebagai tester ke teman kantor satu hall yang isinya belasan orang. Hasilnya mereka suka keripik yang saya bawa. Dua hari kemudian saya bawa lagi keripik yang sudah saya pecah dalam 10 bungkus rapi yang lebih kecil. Hasilnya 10 keripik ludes sebelum jam pulang.. waw pasarnya bagus, begitu pikir saya.
Saya pun membeli alat perekat listrik untuk membungkus lebih rapi dan kali ini saya kasih brand seadanya. Keesokan harinya saya bawa  10 bungkus lagi yang kali ini lebih rapi dan hasilnya 10 bungkus habis sebelum makan siang, padahal harga saya naikkan dari harga di awal saya jual kemarin. Teman-teman satu hall yang nggak kebagian minta saya bawakan keripik lebih banyak. Akhirnya setiap hari saya bawa 15-20 bungkus perhari, dalam sebulan saya membeli antara 12 sampai 15 kilo ke teman istri itu, hal ini terus berjalan selama beberapa bulan. Pembelinya pun bukan cuma dari Hall saya tetapi sampai Hall lain dan saya membuka reseler dengan system bagi hasil.. saya sudah BEP dalam waktu kurang dari satu bulan pada waktu itu. Alhamdulillah..
Sampai pada satu ketika, reseler saya cerita di complain pembeli karena keripiknya lebih keras dari biasanya.. Nahlo.. kok bisa ya? Saya nepok jidat. Sisa keripik di hari itu saya bagikan gratis ke teman-teman di Hall saya, mereka sih menerima dengan hapy aja. Malamnya saya konfirmasi ke teman istri saya pembuat keripik itu. Berdua istri saya mendatangi kerumahnya. Dari penjelasannya, ternyata dia mencoba mengganti jenis tepung dan kualitas minyak yang biasa dia pakai, alasannya karena lebih murah. Karena pada waktu itu harga sembako sempat naik. Diapun juga tidak menyangka kalau ternyata berdampak pada kerenyahan keripik. Waktu saya minta dia untuk menaikkan harga jual dengan kembali memakai kualitas bahan baku yang lama, dia menolak. Alasannya karena harganya akan jadi lebih mahal. Saya coba jelaskan menaikkan harga lebih mahal nggak masalah, karena saya yang akan mengatur itu. Tapi dia menolak. Sempat terpikir saya yang memodali produksinya setelah dihitung tabungan saya nggak cukup, effort nya terlalu besar untuk sebuah produksi keripik. Akhirnya dengan berat hati saya sampaikan bahwa saya tidak bisa menjual keripik dengan kualitas yang turun itu, Pasar saya sudah terbiasa dengan rasa sebelumnya. Akhirnya kerjasama kami berakhir..
Begitulah bisnis, saat kita sangat bergantung dengan kualitas supplier maka sebisa mungkin kita jalin komunikasi yang baik. Pilih supplier yang win-win solution saat ada masalah kualitas produksi. Itulah kenapa perusahaan-perusahaan kuliner yang besar mereka selalu menjaga kualitas supplier mereka, bahkan mereka nggak segan-segan untuk melakukan somasi pada supplier yang menurunkan kualitas mereka. Dan itu tertuang dalam surat perjanjian mereka.
Jadi jangan salah pilih Suplier ya..

4. Dukungan Komunitas
Saat bisnis sudah berjalan, kita perlu komunitas bisnis. Komunitas ini spesifik banget pesertanya, hanya berisi orang-orang yang bergelut dalam dunia bisnis. Contoh dari komunitas jenis ini yang saya kenal adalah komunitas TDA (Tangan Di Atas), Komunitas MTR (Masyarakat Tanpa Riba) dan lain-lain.
Komunitas ini punya jadwal pertemuan rutin secara berkala dan biasanya setiap pertemuan, mereka  punya satu tema diskusi bahasan yang berkaitan dengan bisnis. Mulai diskusi ringan sampai diskusi berat, kadang juga mereka ngadain seminar kalangan terbatas yang pesertanya dibatasi Cuma 10 orang sampai workshop dan pelatihan segala dengan peserta kelompok. Pelatihan bisnisnya ada yang berbayar dan ada yang gratis.  jadi kita akan banyak mendapatkan informasi dan ilmu bisnis yang bergizi tinggi lewat komunitas seperti ini. Hehe..  


Tenang aja, walaupun bisnis kamu masih start up, nggak usah minder. Para peserta lainpun yang terdiri dari pengusaha berbagai level, mulai dari level start up seperti kamu sampai level kakap. Biasanya pengusaha kakap atau lebih senior yang biasanya menjadi mentor untuk para pengusaha pemula. Ada juga kalangan yang setengah pengusaha, setengah karyawan. Kalangan yang setengah-setengah ini masuk kategori ‘Amphibi’, karena hidup di dua alam. Alam pengusaha dan alam karyawan. Hahaha.. bisa aja.
So temukan komunitas itu di kotamu ya, mereka biasanya punya chapter di daerah-daerah kok.

5. Dukungan Guru Spiritual
Serius, Guru Spiritual ternyata masuk dalam faktor pendukung. Manusia itu diciptakan Allah memang memiliki naluri mencari ‘sosok’ untuk diagungkan dan dituhankan (Gharizatul Tadayun). Banyak yang salah jalan tentang peran dukungan Guru spiritual disini. Pengusaha yang jauh dari Tuhan akan mencari dukungan dari para dukun, guru supranatural atau yang sejenisnya untuk membuat usaha mereka meningkat. Pada akhirnya mereka  tergelincir dalam ke-Syirikan.
Saya sebagai muslim meyakini dalam bisnis konsep ‘rizki sudah ada yang mengatur’. Sudah sangat jelas bahwa hanya Allah akan menjamin setiap rizki mahluknya. Untuk itu peran guru spiritual disini adalah untuk tempat kita bertanya tentang Halal dan Haram, Aqad Batil dan Aqad Syar’i. Karena dalam kondisi seperti sekarang ini ada banyak aqad-aqad yang terlihat nggak ada masalah tapi  ternyata Aqadnya Batil. Kok bisa ya? Iyalah, karena sekarang jamannya makin canggih yang tidak terjadi di era Rasulullah dan sahabat. Tapi ada kaidah-kaidah yang menuntun kita untuk tetap bisa berbisnis dengan berpegang prinsip Islam. Karena buat saya bisnis itu tentang Surga atau Neraka.
Jadi bagaimana memilih ‘guru spiritual’ yang tepat? Mudahnya, cari mereka dalam kajian-kajian ilmu Fiqih Muamalah, karena bisnis termasuk dalam kajian Fikih Muamalah. Kenapa hanya di kajian Fiqih Muamalah? Karena nggak banyak ustadz yang faham tentang Fikih Muamalah ini. Kalau kamu nggak menemukan dikota kamu, InsyaAllah saya bisa bantu mencarikannya.

6. Dukungan Coach Business
Mungkin sebagian kita ada yang asing dengan istilah Coach Business ya. Coach itu artinya Pelatih. Jadi kalau biasanya pelatih / Coach di bidang olahraga, tetapi kalau Pelatih di sini adalah Pelatih dalam bidang Bisnis. Masih agak bingung dengan Pelatih yang di bayar untuk bisnis?
Logika sederhananya begini.. Kamu tau atlet pelari kan..? Pastinya akan berbeda kalau atlet nya untuk lomba tingkat RT dengan atlet sekaliber nasional ataupun sekaliber Olympiade. Iyak, kalo atlet untuk lomba saat 17 agustusan nggak perlu pelatih. Tapi kalau level nya atlet lari Seagames atau Olympiade, mereka punya Pelatih (Coach). 
Fungsi pelatih di sini untuk menggali potensi terbaik kita dalam bidang yang memang butuh dilatih. Pelatih akan mengatur jadwal, memberi nasehat dan yang paling penting adalah memberikan motivasi. Tidak hanya bidang olahraga, ternyata bisnis butuh motivasi. Apakah cuma itu? menurut saya iya. Karena ternyata profesi Coach Business itu berbeda dengan Motivator, Trainer, Mentor ataupun Konsultan.. 
Menurut saya Coach itu lebih khas, lebih sexy. Coach hanya memberi pancingan-pancingan pertanyaan kepada Coachy (sebutan seseorang yang menjadi klien Coach business), kalaupun mentok, Coach akan memberikan Clue kepada Coachy supaya pada akhirnya Coachy memiliki pendapat dan pandangannya sendiri dalam mengatasi permasalahan bisnisnya.
Jadi begitulah.. Saat omset bisnis kamu mencapai puluhan juta pengen naik jadi ratusan juta dan pengen nembus lagi menjadi milyaran, kamu butuh Coach Business. Apakah bisnis kita harus mencapai sebesar itu untuk memakai jasa Coach ? Jawabannya iya, karena jasa mereka cukup mahal.. tapi efeknya juga sebanding kok. Saat ini lumayan banyak perusahaan-perusahaan yang membuka jasa Coach Business ini. Biasanya mereka sudah pernah menjalankan bisnis atau masih memiliki bisnis. Dan mereka masing-masing punya pendekatan berbeda terhadap klien mereka. Pokoknya mereka akan jadi sahabat dibidang bisnis untuk melejitkan potensi terbaik bisnis kamu. 

Well, segini dulu Sharing saya tentang 6 Dukungan Bagi Pebisnis Start Up. Semoga bisa menjadi tambahan wawasan dan pengetahuan kamu sebelum memulai bisnis. Atau kalaupun kamu sudah memulai tetapi ada hambatan-hambatan seperti di atas, kamu jadi tau bagaimana mengatasinya dan bersiap mengatasi hal-hal yang berpotensi menjadi hambatan bisnis kamu. Kalo menurut kamu ada tambahan lagi, atau mau sharing kasih tau saya di kolom komentar ya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wisata Jogja - Taman Sari Yogyakarta (bagian 1)

Kalau kamu lagi liburan ke Yogyakarta, saya reverensikan tempat wisata yang satu ini. Dulu jaman saya kuliah di yogya sekitar taun ‘96 saya sendiri gak minat main ke sini. Selain karena kiriman bulanan ortu yang mepet, persepsi saya tentang tempat ini gak bikin saya tertarik. Persepsi saya waktu itu Taman Sari hanya bangunan kuno dan reruntuhan bangunan jadul . Tapi walau kondisi waktu itu belum dipugar, saya akui tempatnya lumayan eksotik untuk jadi lokasi pemotretan atau shooting . Akhirnya saya pun berkesempatan ke sana juga, itu pun karena ada tugas fotografi dari kampus.. :p Nah sekarang tempat ini sudah di pugar , kita bukan cuma disuguhi kompleks bangunan kuno dengan beragam kisah-kisah dibaliknya, tetapi kita jadi punya gambaran jelas bagaimana kondisi Taman Sari Yogyakarta saat masih di pakai oleh Sri Sultan dan keluarga keraton dimasa lampau. Asik kan?..  Kampung Cyber Waktu saya berkunjung beberapa waktu lalu, saya melihat perbedaan yang sangat mencolok

Wisata Jogja - Taman Sari Yogyakarta (bagian 2)

Setelah tulisan ini beberapa minggu mangkrak karena saya sibuk dengan berbagai aktifitas, akhirnya saya ada waktu untuk lanjutkan tulisan reportasi saya tentang taman sari Yogyakarta. Gapura Panggung Saat kita masuk di kompleks ini, kita akan ketemu gapura yang namanya Gapura Panggung. Gapura ini terdapat ukiran dan terdapat tangga untuk naik ke atas. Dulunya dari tempat ketinggian ini sultan memantau masyarakat dalam keraton dan menyaksikan tarian selamat datang. Dibawahnya ada empat bangunan yang berdiri berdampingan, nama empat bangunan ini adalah Gedong Sekawan yang artinya bangunan empat. Dulunya gedong sekawan ini dipakai oleh para pengawal sultan beristirahat, mereka duduk-duduk sambil tetap bersiaga menjaga keamanan sultan. Masing-masing bangunan berbentuk persegi panjang yang berukuran 5,5 x 6,5 meter dengan tinggi keseluruhan 5 meter. Inilah view saat berada di atas Gapura Panggung, bangunan dibawahnya itu adalah Gedong Sekawan Umbul Binangun Y